Syarat–syarat menulis
atau membuat cerpen.
a.
Buatlah sinopsis (rangkuman) terlebih dahulu agar
mudah mengembangkan
idenya menjadi sebuah cerita.
b.
Sebuah cerita harus mengandung sebuah konflik utama
yang menguasai
jalan cerita, pelaku utama, dan jalan
cerita yang padat.
c.
Jika menulis cerpen, jangan melupakan unsur – unsure
intrinsik seperti :
o
Unsur isi.
- Tema
: Suatu pokok persoalan yang mendasari
sebuah cerita
(ketuhanan).
- Amanat
: Pesan – pesan yang ingin disampaikan pengarang
kepada
pembaca.
o
Unsur Pembangun.
-
Tokoh
: Individu yang mengalami peristiwa di dalam cerita. -
Penokohan
: Cara pengarang menyajikan tokoh dalam cerita.
ü
Penokohan dibedakan menjadi :
§ Protagonis
: Peran utama yang merupakan pusat cerita, biasanya
tokoh
yang baik.
§ Antagonis
: Peran yang menentang peran utama, biasanya bersifat
jahat.
§ Tritagonis
: Peran pembantu atau menengah yang bertugas menjadi
pendamai
konflik.
ü
Fungsi penokohan :
§ Menghidupkan cerita.
§ Memegang alur cerita.
§ Menyampaikan keinginan pengarang.
- Latar
: Tempat waktu dan suasana peristiwa yang ada dalam
cerita.
ü
Peran Latar :
§ Memperjelas kapan, dimana, dan bagaimana terjadinya
suatu peristiwa dilaksanakan.
§ Memperjelas alur dan tokoh cerita.
§ Memperjelas suasana dan peristiwa dalam cerita.
Analisis Latar,Alur,Penokohan,dan Sudut Pandang
Analisis Latar,Alur,Penokohan,dan Sudut Pandang
1. Latar
Latar atau setting ialah tempat,waktu atau suasana yang terdapat
dalam cerita. Sebuah cerita harus jelas di mana berlangsung suatu kejadian dan
kapan. Demikian juga,bagaimana suasana atau keadaan ketika cerita itu
berlangsung.
2. Alur
Alur atau plot adalah rangkaian kejadian atau susunan peristiwa yang
membentuk sebuah cerita, yang pada umumnya terjadi dari beberapa tahap.
a. Pengantar.
Tahapan ini merupakan bagian cerita berupa lukisan waktu, tempat, atau
keadaan yang merupakan awal cerita.
b. Penampilan masalah
Bagian ini menceritakan persoalan yang dihadapi pelaku cerita.
c. Puncak ketegangan.
Tahapan ini juga disebut klimaks, yakni masalah dalam cerita sudah
sangat gawat, konflik sudah memuncak.
d. Ketegangan menurun.
Tahapan ini disebut juga antiklimaks, yakni masalah telah berangsur –
angsur dapat diatasi dan kekhawatiran mulai menghilang.
e. Penyelesaian.
Bagian ini menceritakan bahwa masalah telah dapat diatasi atau
diselesaikan. Tahap ini disebut juga peleraian.
Urutan penyusunan bagian suatu
cerpen tidak selalu sama. Dilihat dari cara menyusun bagian – bagian alur
tersebut, alur cerita dapat dibedakan menjadi alur lurus atau alur maju dan
alur sorot balik atau alur mundur (flashback). Suatu cerpen dikatakan beralur
maju apabila cerita tersebut disusun mulai dari peristiwa awal diteruskan
dengan peristiwa – peristiwa berikutnya dan berakhir pada pemecahan masalah.
Apabila cerita disusun sebaliknya, yakni dari bagian akhir dan bergerak ke
depan menuju titik awal cerita, alur demikian disebut alur mundur atau
flashback.
Dengan singkat alur dapat
disederhanakan menjadi 3 bagian :
-
Perkenalan;
-
Pertikaian; dan
-
Penyelesaian.
Urutan penyusunan (alur maju) bagian suatu cerpen tidak selalu sama,
susunan itu antara lain:
A.
1)
Penampilan masalah
2)
Puncak ketegangan
3)
Ketegangan menurun
4)
Puncak ketegangan kembali
5)
Penyelesaian
B.
1)
Pengantar
2)
Penampilan masalah
3)
Puncak ketegangan
4)
Penyelesaian
C.
1)
Penampilan masalah
2)
Puncak ketegangan
3)
penyelesaian
3. Penokohan
Penokohan atau perwatakan ialah pelukisan mengenai tokoh cerita, baik
lahiriah maupun batiniah seperti rupanya, pandangan hidupnya keyakinan dan
adapt istiadatnya. Begitu pula tentang sikap dan tindak – tanduknya seperti
peramah, pemarah, penolong, sabar, kikir, dan lain – lain.
Cara pelukisan tokoh cerita :
a.
Langsung (melalui penjelasan pengarangnya)
b.
Tidak langsung (melalui percakapan para pelakunya)
c.
Langsung dan tidak langsung (gabungan a dan b)
4. Sudut Pandang = Pusat Pengisahan
Sudut pandang adalah kedudukan
pengarang atau cara bercerita pengarang dalam ceritanya. Kedudukan pengarang
dalam hal ini dapat berupa :
a. Sudut pandang orang pertama, pengarang dapat
menggunakan tokoh aku
atau saya.
b)
Sudut pandang orang kedua, pengarang dapat menggunakan
tokoh engkau
atau kamu.
c)
Sudut pandang orang ketiga, pengarang dapat
menggunakan tokoh dia atau
ia.
d) Sudut pandang pengamat serba tahu, pengarang berdiri diluar cerita,
pengarang bebas mengatur cerita, pengarang hanya menjadi penuntun cerita yang
tahu segala – galanya
0 komentar:
Posting Komentar