Pages

Selasa, 24 September 2013

MENYADARKAN DIRI SENDIRI



Menyadarkan Diri Sendiri

Selama ini, barangkali kita disibukkan dengan aktivitas-aktivitas yang berujung pada kesenangan diri. Bukan kemudian itu adalah cara hidup yang salah, tetapi menurut saya kurang tepat. Kenapa? Karena waktu yang kita miliki ini amatlah terbatas, sedangkan kita tidak bisa berdiam diri dan mematung seolah-olah kita akan hidup selama-lamanya. Padahal sekali-kali tidak. Kalau Allah sudah berfirman “Kun Fayakun”, maka semua bisa terjadi.
Nah, permasalahannya adalah apa yang harus kita lakukan ketika mengetahui dan menyadari betapa hidup kita ini begitu singkat. Tidak peduli kau anak presiden, kau anak tukang sampah, kau anak guru, jika sudah meninggal semuanya sama : manusia polos yang tak memiliki tanggungan ragawi lagi. Betapapun kuat ototnya, kalau Allah sudah berkehendak, maka semua itu tidak ada artinya.
Bukan berarti kita tidak boleh memiliki otot yang kekar, tetapi kita harus tahu bahwa kulit akan mengkerut seiring dengan bertambahnya usia kita. Dan tentu saja Islam menyukai pemuda-pemuda yang kuat, tetapi menyayangi orang-orang yang lemah. Karena dengan kekuatan kita belajar rendah hati dan ketika kita lemah kita akan belajar untuk bersabar. Semua yang telah diciptakan-Nya, bukan tanpa hikmah. Tetapi, hanya saja mungkin kita yang terkadang tidak mampu membacanya.
Nah, dalam hal ini setiap orang pasti memiliki sisi sedih. Bisa jadi karena terlahir sebagai rakyat miskin, orang kaya tapi penyakitan, pujangga yang selalu bersedih hati, atau bahkan orang yang selalu mendapatkan ambisinya. Sebenarnya setiap orang memiliki cobaannya masing-masing. Hanya bentuknya saja yang berbeda. Bisa kondisi yang mengenaskan,penyakit (baik fisik maupun psikis), harta yang melimpah atau orang yang selalu beruntung pun bisa jadi merupakan sebuah cobaan.
Yang membedakan bukanlah posisi di mana seseorang itu lebih beruntung keadaannya. Tetapi, bagaimana seseorang mampu dengan ikhlas mensyukuri apa yang ia miliki dan apa yang tengah ia perjuangkan. Karena dengan bersyukur, kita meningkatkan kepekaan diri. Bersyukur akan meningkatkan rezeki kita, baik materi maupun ketenangan batin. Dan akan menunjukkan bahwa kita bukanlah orang yang egois nan sombong. Apapun yang terjadi, tetap sebagai diri sendiri.
Bagian bersyukur inilah yang terkadang bagi kita merupakan sesuatu hal yang sepele namun sulit dilakukan. Memang, kalau dinalar bersyukur ini hanyalah sikap sederhana. Tetapi, tidak semua orang memilikinya. Padahal, orang yang bersyukur tidak akan mengurangi rezeki atau wibawanya di dalam masyarakat. Karena bersyukur adalah hanya ditujukan kepada Allah saja, bukan yang lainnya. 
Menuju pada kebenaran yang hakiki itu berat, tetapi manis.
diarypakguru

0 komentar:

Posting Komentar