TIPS MENCEGAH DAN MENANGGULANGI
STRESS/DEPRESI/PSIKOSOMATIS
Stress” artinya tekanan, penyakit
stress adalah penyakit yang mengganggu kejiwaan seseorang karena tidak dapat
mengatasi/menyalurkan dan mencari jalan keluar yang tepat, baik dan
benar agar tekanan tersebut tidak mengganggu sistem saraf dan
mengakibatkan depresi mental…
Kalau tekanan batin/mental yang
diderita seseorang tidak bisa diatasi dengan baik, akan terjadi kondisi depresi
yang dapat mengganggu fungsi saraf, mulai saraf lokal sampai saraf pusat yang
terletak didalam otak kita….
Kalau kondisi mental/jiwa dalam
keadaan depresi tidak bisa diatasi dalam waktu berkepanjangan dan mulai merusak
fungsi/faal tubuh, maka kondisi yang memburuk itu biasa disebut penyakit
psikhosomatis, penyakit kejiwaannya sudah berpengaruh besar terhadap kondisi
fisik si penderita…contohnya terjadi serangan hypertensi, gagal jantung, gagal
ginjal, buta sementara, lumpuh sementara, paranoid (ketakutan yang berlebihan),
berhalusinasi/shizoprane, berbuat asosial dan anarkis…sampai bisa melakukan bunuh
diri….Sebenarnya penyakit ini porsinya dokter jiwa…tapi kebanyakan orang lebih
suka pergi kedokter biasa atau kedukun saja, karena takut dibilang sakit
“gila”…
Menurut hasil penelitian lembaga
survey tertentu, katanya di Indonesia ini orang yang menderita gangguan
kejiwaan stress/depresi/psikosomatis tersebut telah mencapai lebih dari
50%…(saya lupa lembaga survey yang mengadakannya..)..
Kalau dilihat dari kenyataan
dimasyarakat, menurut saya justru yang menderita kelainan kejiwaan di Indonesia
bisa mencapai 75 %, atau lebih, dilihat dari berlangsungnya krisis multi
dimensi yang telah berlangsung hampir 10 tahun tapi belum ada tanda perbaikan
yang signifikan…
Bagimana mungkin krisis
berkepanjangan bisa diatasi kalau para eksekutif, yudikatif, legislatif…juga
masyarakat luas mayoritas menderita kelainan kejiwaan seperti sekarang
ini…produknya tentu tidak akan bisa diharap banyak…
Apalagi sekarang ini Indonesia
menganut azas demokrasi yang modern, semua diputuskan lewat keunggulan
mayoritas…kalau mayoritasnya menderita sakit kejiwaan, maka hasil
putusan/produk nasionalnyapun ya bermasalah pula…jangan menyalahkan siapapun,
inilah konsekuensi logis bagi bangsa yang kwalitas kecerdasan intelektual,
emosional dan spiritualnya mayoritas masih relatif rendah, tapi memilih sistem
politik demokrasi…jangan saling menuduh antara kelompok satu dengan kelompok
lain…ini adalah tanggung jawab bersama memperbaiki diri kita sendiri, keluarga,
handai tolan, anak buah sendiri…baru keorang lain….
Jadi menurut hemat saya, sudah tiba
saatnya setiap orang/individu mau berusaha mencegah dan menanggulangi
stress/depresi/psikhosomatisnya masing masing dulu, agar memberikan kontribusi
kepada kesehatan sosial masyarakat banyak…
Karena kita hidup diera demokrasi
modern, masyarakat mandiri dan madani, maka setiap individu kita harus mampu
mencegah dan menanggulangi stress/depresi/psikosomatisnya, agar kita bermanfaat
bagi masyarakat, bangsa dan negara…
Sekarang bagaimana caranya? ….
Caranya sebenarnya sangat simpel
yaitu : ” Kemauan keras untuk melakukan introspeksi diri secara menyeluruh dan
mendasar, sesuai dengan norma agama, hukum, adat istiadat, susila dan
kesopanan..”…Kalau ESQ LC menyebutnya sebagai: ” Melepaskan diri dari 7
belenggu kehidupan dan membebaskan diri dari berbagai berhala kehidupan yang
selama ini telah membelenggu dan merusak paradigma berfikir dan kejiwaan
kita…mengakibatkan kita keluar dari jati diri manusia yang manusiawi, yang
diciptakan sebgai kalifah diatas bumi yang diberi modal akal fikiran dan hati
nurani oleh Allah SWT…
Cara introspeksi:
1. Pergilah melayat
orang yang meninggal dunia dan ikut menguburkannya…
2. Pergilah kerumah sakit, trutama
ketempat gawat darurat dan yang menderita sakit parah…
3. Pergilah ke rumah penampungan
orang tua jompo. panti asuha anak yatim piatu…
4. Pergilah ketempat penampungan
para korban bencana alam, para gepeng (gembel dan pengemis)…
5. Pergilah ke panti tuna netra…
6. Perhatikan penderitaan para
pengemis cacat fisik di jalanan..
7. Lakukan shalat tahajud tengah
malam, kemudian bertafakur dikesunyian malam, berdialog dengan hati nurani
sendiri…dan bertanya pada hati nurani: “Melihat semua penderitaan orang lain
diberbagai tempat penampungan tersebut, apakah pantas aku masih tidak bersyukur
kepada karunia Allah yang telah diberikan selama ini ???”….
8. Kalau anda masih belum bisa
mensyukuri karunia Tuhan dengan metoda diatas, berarti anda sudah menderita
“patologis” atau menderita “penyakit buta hati”…ini lebih parah lagi dari
sekedar psikhosomatis…anda sudah kehilangan jati diri anda akibat terbelenggu
oleh berbagai berhala kehidupan..dan anda sudah mendekati golongan orang yang
“tidak berprinsip pada Allah”…dan mendekati.. “syirik/menduakan
Tuhan”..dosa terberat yang tidak terampuni oleh Tuhan…
9. Kalau seseorang sudah ditutup
pintu hatinya, ditutup mata batinnya oleh Tuhan, siapapun tidak bisa menolong
lagi….dalam kondisi seperti apapun, sekaya apapun, setinggi apapun pangkat dan
jabatan anda, sehebat apapun anda dipuji orang, anda akan tetap menderita
batin, menderita psikosomatis dan berakhir dengan kematian yang memalukan
…..Kalau sudah seperti ini, maka seorang tukang becak yang terpaksa harus tidur
diatas becaknya karena tidak punya rumah, atau gembel yang terpaksa tidur
dibawah kolong jembatan, akan merasa lebih berbahagia daripada anda…yang
bergelimang harta berkecukupan tapi menderita psikosomatis karena menderita
…”buta hati…”
tirtaamijaya