Pages

Selasa, 29 Oktober 2013

CARA BERHEMAT ALA PELAJAR


CARA BERHEMAT ALA PELAJAR

Jaman sekarang ini pelajar lebih banyak membutuhkan uang untuk kebutuhan pendidikannya. Dari tahun ke tahun, biaya pendidikan semakin melambung, padahal pemerintah sudah menaikkan anggaran pendidikan serta menyiapkan BOS untuk operasional setiap sekolah. Disamping naiknya biaya pendidikan, biaya-biaya lain juga ikut, contohnya harga buku, jajanan di sekolah juga naik menyebabkan bengkaknya uang saku kamu. Padahal jatah uang saku dari orang tua mungkin hanya segitu-segitu saja. Nah, untuk menghemat uang saku kamu nih perlu dicoba beberapa tips berikut ini. Kalau hemat berarti turut membantu beban orang tua kamu juga dong.
Pertama. Belilah barang seperlunya saja. Biasanya banyak pelajar atau mahasiswa yang suka sekali belanja atau istilah lainnya Shopaholic. Terutama pelajar cewek, tapi tidak menutup kemungkinan pelajar cowok juga senang belanja. Sekali melihat barang yang cocok dan sreg di hati langsung ingin membelinya. Padahal mungkin saja barang tersebut sebenarnya kurang diperlukan untuk menunjang aktifitas kamu sehari-hari. Maka sebaiknya untuk menghemat uang saku kamu stop belanja barang yang kurang bermanfaat. Belilah sesuatu barang karena memang barang tersebut urgent (sangat penting).
Kedua. Kurangi bepergian dengan kendaraan bermotor. Jaman sekarang ini kan sebagian besar pelajar dan mahasiswa pergi ke sekolah atau kampus pake motor pribadi. Nah, untuk menghemat biaya transportasi kamu sehari-hari, alangkah bijak jika kamu mengurangi frekuensi bepergian dengan motor setelah jam sekolah berakhir. Setelah pulang sekolah mungkin ada acara ini itu yang kurang bermanfaat contohnya nongkrong bareng teman atau jalan-jalan sore hari sebaiknya dikurangi. Kalau bisa memakai sepeda juga bisa menjadi alternatif pilihan yang tepat untuk menghemat uang saku. Daripada beli bensin buat motor lebih baik memakai sepeda, bebas polusi dan sehat. Malah jika sekolah atau kampusnya dekat, bisa dengan berjalan kaki.
Ketiga. Hemat pulsa. Handphone sebagai alat komunikasi sudah menjadi barang yang banyak dimiliki oleh kalangan pelajar. Anak SD pun sudah dibekali dengan handphone oleh orang tuanya. Sebaiknya untuk berhemat kurangilah sms atau telpon untuk hal-hal yang kurang perlu dan tidak penting. Jika ada teman yang sms gak penting gak usah dibalas. Contohnya sms minta kenalan, sms nyasar tidak perlu ditanggapin. Bisa juga dengan beralih ke operator yang menyediakan sms gratisan. Sekarang kan banyak tuh iklan operator yang menawarkan sms gratis setelah kirim beberapa sms. Hemat pulsa juga hemat kantong.
Keempat. Bawa bekal makanan dari rumah. Untuk menghemat budget, bagi kamu yang suka jajan di sekolah tips berikut ini mungkin akan ampuh, yaitu membawa bekal sendiri dari rumah. Jajanan sekolah memang sering kali dinilai tidak sehat. Karena kita tidak tahu 100 persen apa yang terkandung dalam jajanan tersebut. Nah, ada baiknya kamu membawa sendiri bekal dari rumah. Selain sehat juga irit uang saku.
Kelima. Puasa senin kamis. Mungkin point ini sangat susah bagi yang belum pernah melakukannya. Bagi kamu yang beragama Islam boleh dicoba untuk puasa sunah setiap senin dan kamis. Ibarat sambil menyelam minum air, selain menghemat uang saku, puasa sunah setiap senin dan kamis juga bernilai ibadah.
Keenam. Jangan pacaran di sekolah. Untuk point yang satu ini mungkin kamu bertanya-tanya, ini kan masalah perasaan. Harus diingat, tugas pelajar adalah belajar bukan nyambi pacaran. Berteman dengan lawan jenis boleh-boleh saja, tapi jangan dulu untuk tahap serius atau pacaran. Dengan pacaran secara otomatis kamu harus merogoh kantong lebih dalam untuk “bersenang-senang” bersama sang pacar. Bukannya menghemat uang saku malah bisa membuatmu berutang ke teman-teman yang lain untuk sekadar membuat senang pacar kamu.
Ketujuh. Luangkan waktu untuk tidur siang. Dengan tidur siang setelah jam sekolah usai mungkin merupakan cara yang jitu untuk berhemat. Tidur siang membuat kamu melupakan waktu untuk bermain-main, jalan-jalan, ataupun jajan. Selain itu tidur siang bisa membuat pikiran lebih segar agar bisa digunakan belajar pada malam hari. Dengan catatan tidur siang jangan digunakan alasan untuk bermalas-malasan. Kalau ada tugas sekolah, selesaikanlah terlebih dulu baru kemudian tidur siang.
Ingat peribahasa berikut “hemat pangkal kaya”. Berhemat memang tidak mudah untuk dilakukan. Tapi kalau ada niat, sebenarnya berhemat itu sangatlah mudah. Hemat jangan diartikan sempit sebagai pelit, tetapi mengerti bagaimana kondisi keuangan kamu sesungguhnya.
mjeducation

Rabu, 23 Oktober 2013

MENCINTAI DENGAN BENAR DAN TEPAT



Benar dan Tepat - Berikut saya akan mengulas - Cara Mencintai Seseorang dengan Benar dan Tepat - Cerita ini saya angkat karena sekarang banyak sekali anak muda yang mencintai pasangannya dengan cara yang salah, cara yang salah ini bahkan bisa menjerumuskan anak muda tersebut ke jurang Neraka yang terdalam karena dapat menimbulkan Nafsu Syahwat dan dosa-dosa yang lainnya.

Mencintai orang lain dengan benar ini bisa membawa kedamaian dalam hati kita, karena kita merasa bahwa apa yang kita lakukan ini adalah ibadah dan kita dapat menghindarkan diri dari godaan syetan dan godaan manusia lainnya. Saya menamakan ini Cinta sejati, tentu saja cinta yang saya maksudkan ini berbeda antara cinta sepasang kekasih, cinta kepada orang tua, cinta kepada Rasul kita, dan cinta kepada Sang Pencipta. Anda jangan berusaha menyamakan makna cinta-cinta tersebut karena pada hakekatnya cinta itu berbeda tingkatannya.
Sebelum saya memberi tahu Cara Mencintai Seseorang dengan Benar dan Tepat, saya akan memberikan contoh cara mencintai seseorang dengan cara yang salah, berikut ulasannya:
  1. Kita shalat 5x sehari dan berdoa kepada Allah, tetapi kita menelpon pasangan kita lebih dari 5x Sehari, atau sms,
  2. Ketika kita Shalat handphone kita berdering sehingga kita memikirkan kalo itu sms dari kekasih kita dan akhirnya shalat kita tidak khusuk.
  3. Saat kita menelpon kekasih kita dan saat itu adzan berkumandang, bukannya kita berhenti eh malah kita menunda shalat dan melanjutkan nelponnya.
  4. Ketika ada 2 Sms bersamaan masuk ke HP kita dan salah satunya dari orang tua kita, sedangkan satunya lagi dari kekasih kita, kita malah membalas kekasih kita terlebih dahulu.
  5. Ketika orang tua kita melarang sesuatu kita terus melanggarnya tapi ketika kekasih kita yang melarang kita langsung berhenti melakukannya tanpa bertanya sebabnya.
Nah itulah beberapa cara yang salah dalam mencintai pasangan kita, jika anda tidak merasa pernah melakukannya juga tidak apa-apa, berarti anda sudah tahu mana yang terbaik cara mencintai seseorang itu. Untuk itu saya juga memberikan cara-cara yang menurut saya benar dan tepat dalam mencintai seseorang yang kita sayangi, saya meberikan standard bahwa apa yang tidak di larang oleh agama itu adalah hukumnya boleh selama tidak melanggar hukum yang lain.
  1. Kita boleh mencintai seseorang dalam tahap kagum atau suka, karena cinta itu anugerah, dan dilarang mencintai dengan nafsu karena nafsu itu haram jika belum menikah,
  2. Jika kita belum menikah maka cinta kepada orang tua itu lebih penting daripada cinta kepada kekasih, karena tanggung jawab orang tua terhadap kita masih ada, begitu juga tanggung jawab kita sebagai anak untuk berbakti kepada orang tua.
  3. Jika dalam waktu yang bersamaan orang tua dan kekasih kita membutuhkan kita, maka prioritaskanlah orang tua kita, kita hanya bisa berharap kekasih kita dapat mengalah dan mengerti keadaan kita. Namun jika dia tak mau mengerti maka saya pastikan ia bukanlah jodoh yang baik untuk anda, karena secara tak sadar dia tidak mau membagi waktu kita terhadap orang tua kita, bagaimana jika kita menikah dengannya nanti.
  4. Jika mencintai orang lain dan kita belum bisa menikahinya maka jadikanlah cinta itu sarana ibadah untuk saling mengingatkan ibadah, saling mendoakan dan mempererat tali silaturrahim kita kepadanya, jangan sampai berlebihan dalam memberikan perhatian, karena masih banyak yang lain yang membutuhkan perhatian dari kita.
  5. Jangan sesekali mendahulukan urusan cinta kekasih daripada cinta kepada Tuhan, Rasul, dan Orang Tua, karena kekasih yang baik menginginkan kita untuk taat beragama, dan berbakti kepada orang tua, jika ia menuntut lain dari itu berarti dia bukanlah pasangan terbaik buat kita.
  6. Bagi yang sudah menikah, Kewajiban suami adalah kepada Ibu dan istrinya, sedangkan kewajiban seorang suami adalah kepada suaminya saja.
  7. Jadikan cinta itu sebagai ajang Ujian berat yang harus kita lalui tanpa kerugian, Terus terang cinta itu menimbulkan masalah yang besar jika kita tak mengurusnya dengan baik.
dan masih banyak lagi Cara Mencintai Seseorang dengan Benar dan Tepat, anda tinggal menimbangnya menurut agama, adat, dan kebiasaan orang-orang, agar tidak menimbulkan kesalahpahaman yang berarti dalam mencintai seseorang.
rightandexact.

Senin, 21 Oktober 2013

MENGAPA KITA JUJUR?


Mengapa Kita Harus Jujur?


Alasan pertama, tak seorang pun ingin ditipu atau dibohongi. Alasan kedua, kejujuran adalah dasar dari perbuatan-perbuatan baik lainnya. Begitulah jawaban singkatnya.
Apakah di antara kita semua ada yang ingin ditipu, dibohongi, diingkari janji, dikhianati, dicurangi, atau difitnah? Tentu tidak ada. Mengapa? Semua perbuatan tersebut adalah perbuatan yang merugikan, terutama bagi orang lain. Adakah orang yang mau rugi atau dirugikan, sekarang maupun pada akhirnya nanti? Tidak ada, ‘kan?
Maka, jika kita tidak ingin dirugikan melalui cara-cara yang tidak jujur seperti itu, kita sendiri harus jujur. Kita harus menjalani hidup sejujur-jujurnya (kecuali dalam beberapa hal seperti perang). Jujurlah kepada diri kita sendiri. Jujurlah kepada orang lain, bahkan juga makhluk lain. Dan jujurlah kepada Tuhan Yang Mahatahu.
Jujurlah mulai dari dalam niat, terus berlanjut dalam sikap batin, dalam pikiran, dalam sikap jasmani, dalam ucapan, hingga jujur dalam tindakan atau perilaku. Kejujuran itu seperti rantai yang tak boleh putus, jadi harus kuat di semua mata rantainya. Tidak jujur di salah satunya, menjadikan keseluruhannya tidak jujur.
Kejujuran seseorang terpancar atau tercermin pada perbuatan-perbuatan baik lainnya. Suatu perbuatan adil hanya mungkin dirasakan bila didasari kejujuran. Perbuatan yang tidak jujur akan memunculkan ketidakadilan. Hakim yang menerima suap akan membuat keputusan yang lebih menguntungkan penyuap tetapi merugikan pihak lain. Jadi, tak ada keadilan bila tak ada kejujuran.
Seseorang disebut bertanggung jawab karena ia jujur atas apa yang dilakukannya. Dan, ia menanggung akibat dari semua jawaban yang dikatakannya. Ia juga cenderung berkata apa adanya, tidak berbelit-belit, tidak banyak ber-rahasia. Seseorang yang jujur memperlihatkan sikap konsisten, istiqomah (lurus), taat, setia pada kebenaran, setia pada kawan, setia pada janji, dan seterusnya.
Namun, mungkin saja ada orang yang terjebak berbuat konsisten karena dari awalnya sudah keliru. Misalnya, sejak remaja ia terbiasa bertingkah keliru karena memperoleh rasa senang dan nyaman, juga karena ikut-ikutan atau tidak tahu pasti alasan tindakannya. Dalam hal seperti ini biasanya ia akan melengkapi “konsistensi”-nya itu dengan pembenaran, yakni pengetahuan yang hanya seolah-olah benar padahal keliru. Di sini terjadi konsistensi yang negatif. Untuk memperbaikinya, ia harus berterus-terang atau jujur atas apa yang terjadi sejak awal.
Kejujuran disertai dengan pengetahuan yang luas akan melahirkan kearifan atau kebijaksanaan. Kejujuran dengan pengetahuan yang sedikit akan menampakkan keluguan.  
Bagi yang beragama Islam: “Sesungguhnya kejujuran itu mengantarkan pada kebaikan dan kebaikan itu mengantarkan ke surga” (Hadis diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim). anakbertanya

Sabtu, 19 Oktober 2013

HARUSKAH CINTA


Tiupan angin yang begitu pelan-pelan bagaikan sepoi-sepoi, membuat aku seperti orang merana. Pagi itu kurasakan begitu resah pikiran ini. Terus aku turun dari pembaringanku ini, karena seruan azan sudah berkumandang, waktu shalat shubuh telah tiba. Lalu aku mengambil wudhu untuk melaksanakan shalat shubuh, dan minta petunjuk Allah supaya diberi ketenangan dalam bathin ini.
Sesudah aku melaksanakan semua itu, aku pergi keluar sambil jalan-jalan pagi untuk menghirup udara segar. Sesampainya aku dipersimpangan jalan, aku mendengar seperti ada orang yang memanggil namaku. Kemudian Lina mengabari aku, bahwa dia mendapat undangan pesta pernikahan kekasihku, yang sudah lama tak kunjung datang. Terus aku balik bertanya, “apa aku tak salah dengar, Lin….”. Lantas begitu spontan Lina temanku menjawab,”Enggak salah lagi, nih, lihat sendiri undangannya, aku sengaja membawa undangannya biar kamu percaya”. Seperti ada api yang membara didada ini. Aku harus bisa datang, walau tanpa diundang. Aku harus bisa menyaksikan pesta pernikahan itu, dengan mata kepalaku sendiri.
Sampailah pada hari yang kutunggu-tunggu itu telah tiba. Aku datang secara diam-diam diantara kerumunan orang. Aku berjalan sambil menyelinap, agar mantan kekasihku tak melihat keberadaan ku disitu. Ternyata benar, aku sempat menyaksikan saat kekasihku itu, betapa semangatnya dia saat mengucapkan “ijab-qabul” didepan penghulu, sambil tersenyum kepada mempelainya. Betapa sakit dan kecewanya hatiku, betapa hancurnya harapanku. Cinta yang sudah terbina seakan tiada arti lagi. Aku kecewa sekali masih terbayang dalam ingatan ini saat dia mengucapkan perasaan cintanya untuk ku. Dan betapa aku mengagungkan cintanya saat itu. Begitu mudah dia mengucapkan cinta itu, semudah itu pula dia mengakhiri semua itu. Tanpa mengucapkan selamat tinggal untukku. Tak pernah ku merasakan rasa kecewa yang begitu menyakitkan ini. Ternyata cinta itu begitu kejam. Alangkah kejamnya cinta. Mengapa harus ada cinta dan mengapa pula harus ada kecewa. Begitu sulit dipisahkan cinta dan kecewa.
Kemudian aku langsung pulang sambil menangis. Dan menyusuri jalan-jalan yang sepi tanpa menoleh lagi. Seandainya aku tahu dari dulu, tak mungkin aku menerima cintanya dengan setulus hatiku ini. Mengapa aku selalu gagal dalam mencapai cinta. Apa salahku dan apa dosaku. Sehingga aku menerima derita cinta ini. Penuh dengan segala kekecewaan yang menyakitkan.
Mengapa kita harus mengukir kenangan manis diantara perjumpaan kita. Kenangan yang selalu menjadikan naluri aku semakin rapuh ini. Kini kurajuti hari-hariku yang sepi, tanpa ada yang menemani, kunyanyikan tepian cemara ini tanpa ada yang menemani. Kulagukan duka ini sendiri, tanpa dirimu disisiku lagi. Cukupkanlah aku merasakan kesakitan yang begitu menyakitkan ini. Cinta yang sudah kubina berakhir begitu saja, bagaikan angin lalu. Kini biarkanlah ku pergi membawa semua kenangan, walau hanya bayanganmu yang menjelma. Semua bayangan darimu akan selalu kusimpan dalam sanubari ini dan akan kujadikan sejarah pahit dalam hidup ini.
Terkadang aku ingin menghapus namamu dan mengubur sejuta cerita kita, tetapi bayangan itu selalu datang, disaat aku berjuang untuk menghapus semua itu. Sebagaimana aku bisa belajar untuk mencintaimu dahulu. Dan pastinya aku juga bisa berjuang untuk melupakanmu. Itulah tekad yang membaja dalam dada ini. Haruskah aku menyesali dengan apa yang telah terjadi. Penyesalan itu selalu datang terlambat. Kini aku harus bangkit dari ketidakberdayaan ini. Untuk menyongsong hari esok dan tak perlu hanyut hanya karena sepotong kepahitan di masa lalu, yang sudah menjadi mimpi, aku berdoa dan tetap berharap pada yang kuasa, agar aku bisa menghadapi penderitaan ini. Jangan biarkan kesedihan ini tetap berlanjut. Kalau memang ini taqdirmu untukku, kuatkanlah aku. Karena aku tak pernah menyalahkan taqdirmu untukku. Tapi semua itu adalah kehendak.
Tak terbayang olehku kalau akhirnya begini jadinya, dulunya aku selalu membayangkan bahwa dia akan selalu mencintaiku, walau apapun yang terjadi dan akan selalu menuntunku dan menyayangi ku selalu, tapi semua itu keliru. Semua itu semakin jauh dariku, tak adakah sebongkol rasa sayang untuk ku. Lupakan semua pengorbananku. Sia-sia semua itu yang kulakukan untukmu.
Perpisahan itu begitu menyakitkan, tapi itulah kenyataan yang harus kuterima. Untuk bisa menghentikan tangis ini, aku harus bisa melangkah dengan pasti. Walaupun harus mulai dengan sesuatu yang awal. Walaupun sulit rasanya, aku harus bisa tersenyum untuk hari esok yang ceria. Semoga takkan ada duka dan takkan ada kecewa. Mungkin semua itu akan lebih baik daripada apa yang pernah aku jalani. Namun apakah aku bisa setegar itu. Setegar batu karang yaang takkan terhempas walau diterjang badai dan takkan tersesat karena karang terjangmu dan takkan kandas dan musnah oleh lembahmu yang hitam. Semua kesudahan itu harus berlalu sebatas dengan kesudahan. Semoga aku bisa melupakan hari-hari yang sudah terlewati itu. Karena hari yang kemarin adalah pengalaman dan pelajaran untuk dijadikan pedoman, yang akan menjadi semboyan dalam hidup ini.
Oh…..Tuhan
Bukalah pintu hati ini agar aku selalu berada dijalanmu. Berilah kebahagiaan untukku, makhluk yang lemah ini, karena engkau kuasa atas segala sesuatu. Dan engkau pula Maha mengetahui atas segala sesuatu. Tiada daya dan upaya kecuali engkaulah yang kuasa, yang menentukan jalan hidup hamba-Mu. Biarkanlah deritaku akan cepat berakhir. Berdosakah aku mengharapkan apa yang belum pernah aku dapatkan. Hidupku hanya mengharapkan sebongkol kasih sayang dan sekelumit perhatian yang dalam, tapi semua itu tak pernah kurasakan apalagi untuk kugenggam. Inilah jeritan batin seorang anak manusia. Jika aku bisa menggenggam kebahagiaan dengan apa yang selalu kuinginkan. Mungkin kematian yang akan menjemputku, aku merasakan suatu ketenangan, agar hidup yang kujalani ini takkan sia-sia karena semua itu adalah impianku, harapanku dan angan-anganku, yang selalu ingin kugantungkan dalam hidupku. Karena aku tak pernah putus asa dalam membangun sebuah cinta yang pernah kau anugerahkan kepadaku dan izinkanlah aku melangkah dijalanmu dan mengubah haluan hidupku menuju pintumu. panger4nmatahari

Rabu, 16 Oktober 2013

PILIHAN YANG BAIK


Cara menentukan Pilihan Yang Baik

Yang namanya hidup tak ayal kita dihadapkan pada suatu kondisi, dimana kita diharuskan untuk menentukan sebuah pilihan.
Entah itu mengenai apa yang akan dilakukan untuk kedepannya maupaun yang berhubungan dengan apa yang akan kita terima dan kita jalani saat ini.“Memilih dari sedikit pilihan jauh lebih baik daripada kita tidak memilih sama sekali.”
Orang bijak mengatakan bahwa: “ Semakin banyak pilihan .  semakin sulit untuk kita memilh”
Untuk Itulah.. Berikut ada sedikit  tips me
ngenai  cara menentukan pilihan yang baik ,,
1.  Untuk Apa Memilih
Kita Harus mempunya dasar yang kuat mengenai alasan apa  yang mengharuskan kita untuk memilih. Dengan demikian kita akan sangat mempertimbangkan untuk berfikir dua kali.

2.  Pikirkan Dampaknya
Menganalisa dampak yang kemungkinan muncul akan membantu dalam memilih. Setiap dari objek pilihan pasti mempunyai pengaruh baik ataupun buruk. Pilih mana yang sekiranya membuat anda merasa nyaman dan membawa dampak baik bagi diri anda.

3.  Mana Yang Lebih Penting
Terkadang kita memilih berdasarkan apa yang kita sukai tanpa  memikirkan apakah  kita benar-benar membutuhkanya. Apabila dari sekian pilihan semuanya dirasa penting, ada baiknya kita memilih yang paling mendesak dahulu . . setelah itu mengikuti ..

4.  Pertimbangkan Pendapat Orang Lain
Pastinya Kita pernah mengalami  jalan buntu dalam menentukan sebuah pilihan sehingga butuh pendapat dari orang lain sebagai masukan. Maka dari itu pilihlah orang atau sahabat anda yang dipercaya untuk dimintai pendapat. Karena bisa jadi apa yang disampaikannya bisa sangat membantu,

5.  Ambillah Waktu Untuk Berfikir.
Dalam Menentukan pilihan ada baiknya kita tidak tergesa-gesa. Karena itu akan berdampak pada hasil yang kita putuskan,. Untuk itu berfikir berkalli-kali sangat dianjurkan. Berfikir dengan tenang dan penuh pertimbangan akan mempermudah kita dalam mengambil keputusan.

6.  Berdo’a
Sebagi manusia yang mempunyai keyakinan, berdoa adalah kegiatan yang sangat dianjurkan untuk  melengkapi usaha kita, Karena terkadang apa yang menurut kita baik belum tentu itu yang  terbaik.

Selasa, 08 Oktober 2013

MENANGANI ORANG MARAH


Menangani Orang yang Sedang Marah ke Anda


Ini dapat terjadi di manapun dan kapanpun, baik di tempat kerja, di rumah atau bahkan di jalanan. Lawan bicara Anda mulai berteriak ke Anda karena saking marahnya, bahkan yang terburuknya mulai memukul Anda. Orang paling tenang di dunia-pun mungkin akan kesulitan menghadapi hal ini. Jadi bagaimana cara terbaik menghadapi orang yang sedang melampiaskan kemarahannya ke kita?

MENGHADAPI ORANG YANG MELAMPIASKAN KEMARAHANNYA KE ANDA

Hal ini paling sering ditemui dunia kerja, apalagi jika Anda sering berhadapan dengan orang-orang yang penuh komplain. Anda akan menyadari bahwa lawan bicara Anda penuh dengan emosi yang siap meledak kapan saja. dan insting Anda menyuruh Anda untuk mencoba menenangkan mereka walaupun itu sangat sulit. Tapi ini sangat sulit, ini seperti Anda disuruh menenangkan api dengan hanya meniupnya.
Jika Anda menyuruhnya tenang selagi ia marah mungkin ia malah akan berteriak ke Anda: "Ah, Ga usah nyuruh-nyuruh dhe!" Inilah yang membuat banyak orang bingung apa yang harus dilakukan, yang lebih buruk lagi karena Anda sedang berhadapan dengan 'api'. 'Api' Tersebut menyebar ke Anda dan Anda juga menjadi marah. 
Di sini ada 2 tahap untuk menenangkan lawan bicara Anda, dan tahap kedua biasanya dilakukan sesudah tahap pertama dilakukan.


Berikut ini adalah tahap paling umum dan dasar yang harus dilakukan jika lawan bicara Anda sedang marah. Jika Anda sudah mengetahui tahap ini, langsung saja ke tahap ke-2.

1. TETAP TENANG

Anda pasti pernah melihat situasi atau mungkin berada di situasi dimana karena lawan bicara Anda berteriak ke Anda bahkan sampai mengatai Anda, Anda ikut meledak dan akhirnya meneriakinya juga. Hal ini sebenarnya sangatlah buruk dan dinilai oleh kebanyakan orang tidak profesional, memang orang tersebut tidak boleh merendahkan Anda, tapi mungkin jika Anda berhasil menenangkannya ia akan menyadari kesalahannya dan minta maaf ke Anda.
Oleh karena itu, Anda harus tetap tenang dalam segala situasi. Jika Anda ikut marah atau panik, hal itu malah akan memperburuk keadaan. Tindakan Anda selanjutnya akan dilakukan setelah Anda menilai situasi Anda.

2. BIARKAN IA MENGELUARKAN SEMUA KEMARAHANNYA DAN DENGARKAN

Terimalah situasi bahwa lawan bicara Anda memang sedang marah ke Anda, walaupun itu mungkin salah paham, tapi ia sedang marah ke Anda. Sadari itu, dan biarkanlah ia mengeluarkan apapun yang berada di dalam pikirannya, biarkan ia bicara dan Anda mendengarkan. Jika ada kata-kata kasar, anggap saja itu angin lewat atau seperti musik pengiring yang membantu lawan bicara Anda lebih tenang. Ketahuilah bahwa orang yang bijaksana dan berpendidikan tidak akan mengeluarkan kata kasar.

3. YAKINKAN IA AGAR MENYADARI BAHWA ANDA MENGERTI SITUASINYA

Baik Anda setuju atau tidak setuju dengan kemarahan lawan bicara Anda, yakinkan ia bahwa Anda mengetahui apa yang sedang terjadi. Hal ini disebabkan banyak orang yang terus marah karena mereka mengira bahwa Anda tidak mengerti apa yang mereka rasakan. Oleh karena itu, Anda harus menunjukkan bahwa Anda mengerti apa yang terjadi dan yakinkan juga ia bahwa Anda mungkin akan melakukan hal yang sama jika berada dalam situasi seperti mereka.
Biasa cara seperti ini adalah cara paling efektif dimana lawan bicara Anda akan menganggap bahwa Anda berada di pihaknya.

4. JIKA IA MASIH BELUM TENANG, TANYAKAN PERTANYAAN BERIKUT

Jika lawan bicara Anda masih belum tenang juga dan terus meneriaki ke Anda serta tidak ada tanda bahwa ia akan berhenti marah. Maka itu merupakan tanda bahwa Anda sudah harus bertindak dan mulai menyedot semua kemarahannya. Anda dapat melakukan ini dengan menanyakan 3 pertanyaan berikut.

JADI KAMU MARAH GARA-GARA HAL APA?
Bayangkan jika Anda sudah bicara panjang lebar gara-gara sedang marah, tiba-tiba orang yang Anda marahi menanyakan pertanyaan ini kembali. Ini tentunya akan membuat Anda lebih marah dan benar-benar meledak. Ya, cara seperti ini akan membuat lawan bicara Anda benar-benar lebih marah dan mengeluarkan semua kemarahannya sampai ke titik tertinggi. Ini adalah cara terbaik untuk menyedot kemarahannya.

BISA ANDA ULANGI MENGENAI ______?
Anda pasti sudah tahu dan mengerti akan situasi mengapa lawan bicara Anda sangat marah, serta ia marah karena apa. Jika lawan bicara Anda terus berteriak dan tidak menunjukkan tanda akan tenang setelah Anda tanyakan hal tadi, tanyakan lagi mengenai hal yang lebih spesifik dimana lawan bicara Anda benar-benar marah karena hal itu.
Misalnya jika ia marah karena kebocoran terjadi di ruang tamu dan sofanya basah. Tanyakan ke dirinya: "Bisa Anda ulangi mengenai sofa basah tadi? Saya kurang jelas karena suara Anda terlalu keras." Sertakan dengan alasan mengapa Anda ingin lawan bicara Anda mengulangi mengenai hal tersebut. Hal ini akan menyebabkan lawan bicara Anda sadar bahwa kemarahannya tidak akan membantu Anda lebih mengerti akan situasinya.

SUDAH BOLEH SAYA BERBICARA?
Ini adalah pertanyaan akhir yang akan ditanyakan Anda setelah Anda melihat bahwa lawan bicara Anda sudah kehabisan kata-kata. Pertanyaan seperti ini akan mebuat lawan bicara Anda sadar bahwa selagi ia marah, Anda tidak berbicara sama sekali dan itu tidak akan membantu dirinya menyelesaikan masalahnya.

5. BERIKAN PENJELASAN APA YANG ADA DI PIKIRAN ANDA

Jika lawan bicara Anda masih marah dan tidak tenang juga, pergilah ke tahap berikutnya.
Setelah lawan bicara Anda cukup tenang, maka itu adalah saatnya Anda menjelaskan apa yang ada di pikiran Anda. Misalnya jika lawan bicara Anda salah mengerti bahwa kesalahan terkait bukanlah kesalahan Anda, maka jelaskanlah secara tenang mengapa ia bisa salah mengerti dan mengapa itu bukan kesalahan Anda. Misalnya lagi jika Anda sedang menangani komplain terkait suatu produk, maka jelaskanlah bagaimana prosedur penanganan komplain tersebut dan tindak lanjut apa yang akan Anda ambil.

6. MENYERAH DAN TANGANI KEMBALI ESOK HARINYA

Ini merupakan benar-benar cara paling terakhir dalam menangani lawan bicara Anda dan tentunya harus dihindari. Terkadang mundur dan menyerah merupakan tindakan yang bijaksana, karena terkadang seberapa besar-pun upaya Anda dalam menenangkan lawan bicara Anda, 'api' tidak bisa dipadamkan.
Cara seperti ini merupakan salah satu cara terbaik dalam menangani kemarahan lawan bicara Anda, karena waktu dapat membuat kemarahan lawan bicara Anda lebih berkurang. Tapi tentunya dalam beberapa situasi, cara seperti ini tidak bisa dilakukan. Seperti contohnya jika Anda menangani bagian komplain, Anda tentu tidak mungkin menyuruh si customer menelepon besok harinya dan menutup telepon. Ini malah akan membuat Anda dimarahi atasan.
Untuk situasi seperti ini, cara terbaik adalah melakukan 5 tahap di atas dan memberikan penjelasan sebaik mungkin.

Ingatlah bahwa cara seperti apapun yang Anda lakukan untuk menenangkan dan memberikan penjelasan ke lawan bicara Anda, seberapa marah-pun lawan bicara Anda, jika ia sudah tenang maka itu berarti Anda sudah melakukan tindakan yang benar, dan jika itu berakhir dengan kekerasan maka ketahuilah kekerasan itu salah di mata hukum, jadi Anda dapat melaporkannya ke polisi.
Jika atasan Anda protes akan tindakan yang Anda lakukan, Anda dapat menunjukkan bahwa cara yang Anda lakukan ini merupakan cara terbaik dalam menangani kemarahan customer, buktinya customer Anda dapat lebih tenang dan menerima penjelasan Anda. Tapi tentunya itu semua tergantung ke prinsip dan kepribadian Anda sendiri, atau Anda memiliki alternatif lain? Semangat!

Minggu, 06 Oktober 2013

SADAR TANPA MALU


Iyakah Menyadarkan Tanpa Mempermalukan?


"The ever-present Toni". Masih ingat dia? Tidak? Itu lho si Toni yang (mengaku) selalu ada "di sana", di tempat yang sedang jadi bahan pembicaraan. "Kebetulan aku persis ada di situ melihat sendiri". Toni, si "Saya-Juga-Tahu". Disebut begitu karena senantiasa mengklaim "tahu" nyaris mengenai segala sesuatu. Mengetahui semua peristiwa, obat untuk segala penyakit, jawab untuk segala pertanyaan, dan ... mengenal hampir semua orang terkenal. "Saya dengan dia dulu "kan sering main bola sama-sama". Orangnya berpembawaan ramah dan senang bergaul. Karena itu ia disukai banyak orang. Tapi biasanya tak lama. Cuma sampai orang tahu "belang"nya. Tahu siapa Toni yang sebenarnya. Dan serta-merta berubahlah ia menjadi Toni, si "Mulut Ember". "Orang seperti Toni itu memang tidak jahat, tapi "nyebelin", begitu kata mereka. Maka sungguh malanglah nasib si "Saya-Juga-Tahu" ini. Ia berbuat begitu, dengan tujuan diterima menjadi kawan sebanyak mungkin orang. Kini, orang justru satu demi satu menghindarinya.
APAKAH Anda termasuk orang yang tak terlalu sabar menghadapi orang- orang tipe "Saya-Juga-Tahu"? Kalau "ya", maka memang tak ada yang lebih bisa memberi kepuasan batin dari pada menelanjangi dan mempermalukan mereka di depan umum. Biar nyaho dia! Biar kapok! Namun sebelum ini Anda lakukan, tolong Anda pertimbangkan baik-baik dan kemudian jawab dulu dua pertanyaan berikut. Pertama, yakinkah Anda bahwa mempermalukan orang ini benar-benar akan memuaskan batin Anda? Perkiraan saya, Anda memang berhasil membuat mereka malu besar. Hingga ia tak punya muka dan nyali lagi untuk muncul. Mengurung sambil meratapi diri. Atau pergi mencari sasaran lain. Dengan demikian, Anda memang terbebas. Tapi, pertanyaan saya, puaskah Anda? Saya mempersoalkan ini karena saya yakin, bahwa bukan ini yang menjadi tujuan akhir Anda. Yakni, membuang mereka. Malah sebaliknya, Anda ingin membuatnya menjadi oang yang lebih baik, bukan? Tentu! Sebab bila diibaratkan mesin, orang-orang itu "benar" perlu perbaikan. Tapi tak perlulah mereka sampai dibuang. Sayang.
PERTANYAAN yang kedua adalah: apakah Anda sendiri, bahkan kita semua "dengan satu dan lain cara" tak pernah melakukan hal-hal yang mirip dengan yang mereka lakukan? Misalnya, ngotot mempertahankan suatu pendapat, yang kita sendiri sebenarnya belum yakin benar akan benar- salahnya? Atau, setelah membaca atau mendengar suatu desas-desus, segera meyakininya sebagai kebenaran, dan menyebar-luaskannya ke mana-mana, walau kemudian Anda tahu bahwa faktanya tidak begitu? Atau merasa rendah diri melihat orang lain lebih tahu ketimbang kita? Bila kita mengakui bahwa kita pun tak luput dari perbuatan-perbuatan semacam itu, lalu apa dasarnya sehingga kita merasa lebih baik, serta punya missi untuk "memperbaiki"? Saya tidak menyarankan agar kita diam saja, membiarkan orang-orang seperti Toni tanpa sadar "menggali kubur mereka sendiri". Tapi sebaliknya, kita juga tidak berhak untuk menganggap mereka kurang dari manusia, hingga boleh kita caci maki sekehendak hati. Saran saya adalah, apa pun yang kita lakukan, lakukanlah dengan tidak terburu-buru menghakimi mereka! Pahami dulu mereka lebih saksama!
SALAH SATU cara agar kita sendiri terhindar dari godaan bersikap "reaktif" yang berlebih-lebihan, dan menjadi "over-acting", adalah menganggap apa yang mereka lakukan itu "betapa pun menyebalkan, memang";adalah sekadar "gangguan kecil" yang tak terlalu berarti. Analoginya adalah, sama seperti bila suatu ketika Anda sedang mengemudikan mobil di jalan yang ramai. Tapi, astaga, pada saat Anda membutuhkan konsentrasi penuh, eee, ada lalat yang tak tahu diri terbang, dan hinggap ke sana kemari di dalam mobil Anda. Apa reaksi Anda? Terganggu oleh tingkah si lalat itu, tentu saja. Namun Anda mesti memilih satu antara dua. Apakah Anda tetap berkonsentrasi pada kemudi Anda, dan menganggap lalat itu sebagai "gangguan kecil", yang akan Anda atasi nanti pada waktu yang tepat dan dengan cara yang tepat? Atau Anda menganggapnya sebagai "gangguan yang tak dapat ditolerir"? Lalu sibuk mencari apa saja yang dapat Anda pakai untuk menggebuk dan melenyapkan lalat itu, dengan akibat ... Anda tahu sendiri-lah? Dengan perkataan lain, yang ingin saya katakan adalah, "gangguan" memang adalah "gangguan". Ia mengganggu. Karena itu tidak kita biarkan begitu saja. Tapi kita harus menghilangkan gangguan itu secara proporsional. Jangan membakar seluruh rumah hanya untuk mengusir nyamuk! Agar kita dapat menghadapi orang-orang bertipe "Saya-Juga-Tahu" secara proporsional, ada tiga sikap batin yang perlu kita miliki.. Pertama, memahami benar siapa mereka. Kedua, memiliki compassion. Yaitu perpaduan antara kepedulian, iba , serta dorongan untuk menolong. Dan akhirnya, ketiga, adalah kesabaran. Tanpa pemahaman yang benar, kita pasti akan salah tindak. Sebab yang kita hadapi bukanlah "mereka" yang sebenarnya, melainkan "stereotip" bikinan kita sendiri. Dengan perkataan lain, kita telah menekan nomor telepon orang lain. Lalu, kedua, compassion kita perlukan, karena motivasi inilah satu- satunya motivasi yang benar dalam menghadapi mereka. Tindakan kita tidak didasarii oleh sikap jengkel, atau ingin mempermalukan, atau agar "tau rasa lu!". Tapi oleh keinginan memberi pertolongan kepada orang yang membutuhkannya. Kerinduan memberi obat kepada orang sakit yang memerlukannya. Sedang, ketiga, sikap ekstra sabar sungguh diperlukan menghadapi mereka. Atau kita akan terjebak oleh sikap reaktif kita sendiri. Sebab tak mudah menolong orang-orang semacam mereka. Mereka adalah orang-orang yang ingin dianggap "hebat". Tidak mau diperlakukan sebagai "pasien".
AGAR tindakan kita tepat arah dan mengenai sasaran, kita mesti senantiasa sadar akan tujuan utama kita. Maksud saya, bila tujuan kita adalah Denpasar, ya ke Denpasar-lah pikiran kita pusatkan dan kaki kita langkahkan. Jangan mudah menyimpang ke obyek-obyek lain, betapa pun menariknya. Dalam menghadapi orang-orang tipe "Saya-Juga-Tahu", tujuan kita satu pula. Yakni membuat mereka jera, tanpa kehilangan muka. Menyingkap dusta mereka, tanpa membuat mereka jadi defensif. Bagaimana caranya? Pertama, jangan beri mereka perhatian yang terlalu besar. Pada satu pihak, sama sekali tidak memberi perhatian, akan membuat jalur komunikasi dengan mereka terputus. Ini tidak sesuai dengan sikap batin kita. Sebab sesungguhnyalah kita justru sangat mempedulikan mereka. Namun demikian, memberi perhatian terlalu besar, akan mengirim sinyal yang salah. Mereka merasa berhasil, dan merangsang mereka tambah bersemangat "mengarang" kisah-kisah fiktif baru. Lalu kita pun akan bertambah kesal dan sebal. Dengan akibat, mudah terprovokasi.
KEDUA, bila Anda merasa mereka telah semakin keterlaluan, inilah saatnya Anda memberi komentar. Kejar dan desak mereka untuk melengkapi cerita-cerita mereka dengan fakta dan data yang diperlukan. "Belum berapa lama saya bertemu dan bercakap-cakap dengan Presiden SBY. Kami "kan kenalan lama". "O ya? Belum berapa lama itu kapan? Di mana? Dalam kesempatan apa?". "O, baru kemarin dulu, di Istana Merdeka. Saya diundang ke sana". "Lho, kemarin dulu "kan beliau tidak ada di Jakarta. Dan boleh saya lihat surat undangannya?" Terus lakukan demikian, sampai ia sendiri sadar akan apa yang ia lakukan, dan semakin berhati-hati dalam mengumbar cerita. Namun dalam melakukan ini, Anda sendiri hendaknya amat berhati-hati dengan "bahasa tubuh" Anda. Sorot mata Anda, nada suara Anda, gerak- gerik Anda, jangan sampai memberi kesan seolah-olah Anda adalah polisi yang sedang menyidik atau jaksa yang sedang menuntut. Kesan ini akan membuat ia semakin defensif. Baginya, Anda adalah ancaman. Ia akan menutup diri. Memutuskan jalur komunikasi. Dan kesempatan Anda untuk melakukan sesuatu yang positif pun akan lenyap. Yang terpenting adalah, Anda menyadarkan, tanpa mempermalukannya.